"partikel Tuhan" Ditemukan, Isu Kiamat Kembali Mencuat



CERN

CERN mengonfirmasi bahwa Higgs boson ditemukan. Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) mengonfirmasi bahwa partikel yang diumumkan penemuannya pada 4 Juli 2012 lalu adalah Higgs boson atau "partikel tuhan". Mereka mengonfirmasi kebenaran itu dalam konferensi ilmiah di Italia, Kamis (14/3/3013).

Terkait dengan konfirmasi ini, isu kiamat kembali mencuat. Setelah sebelumnya kiamat dihubungkan dengan ramalan suku Maya, kini kiamat dihubungkan dengan partikel Higgs dan teori tentang medan Higgs, medan dimana partikel bergerak dan memperoleh massa.

Massa Higgs boson adalah 126 kali massa proton. Massa itu, berdasarkan perhitungan ilmuwan, ialah massa yang kira-kira dibutuhkan untuk menciptakan ketidakstabilan semesta serta memicu bencana di masa depan.

"Perhitungan ini memberitahukan kepada Anda bahwa bermiliar-miliar tahun dari sekarang, akan ada bencana besar," ungkap Joseph Lykken, pakar fisika teoretik dari Fermi National Accelerator Lab di Batavia, Illinois, seperti dikutip Livescience, Kamis (14/3/2013).

Penghitungan melibatkan banyak variabel, salah satunya Higgs boson. Partikel lain yang memengaruhi adalah partikel yang disebut top quark, partikel yang menyusun proton dan netron yang menjadi komponen atom.

"Jika Anda memakai seua pengetahuan tentang fisika yang kita tahu dan melakukan penghitungan secara langsung, maka yang dihasilkan adalah berita buruk," kata Lykken dalam konferensi American Association for the Advancement of Science (AAAS) beberapa waktu lalu.

"Apa yang terjadi adalah adanya fluktuasi kuantum yang menciptakan gelembung vakum di semesta. Karena energi yang rendah, gelembung ini akan mengembang dengan kecepatan cahaya dan menyapu semua yang ada di hadapannya," papar Lykken. Ini yang dipahami sebagai skenario kiamat.

Diuraikan, medan Higgs memiliki energi potensial yang terkait dengan interaksinya dengan dirinya sendiri. Energi potensial medan Higgs bisa mencapai minimum maupun maksimum. Potensial dalam medan Higgs juga bisa mengalami perubahan dari kondisi minimum satu ke minimum lain.

Jika medan Higgs "bergerak" ke minimum lain, medan bisa lebih kuat sehingga partikel mendapatkan lebih banyak massa. Kondisi ini bisa mengakibatkan perubahan pada elektron dan proton. Akhirnya, diperkirakan bahwa atom, planet dan galaksi takkan berhubungan seperti saat ini.

Haruskah manusia khawatir dengan isu kiamat dan medan Higgs ini? Sepertinya tak perlu. Pertama, jika memang akan terjadi, waktu terjadinya masih akan sangat lama. Bahkan, manusia mungkin tak mengalaminya.

"Hal lain, seperti Matahari yang berubah menjadi bintang raksasa merah (5 miliar tahun lagi), akan terjadi sebelum hal ini terjadi," kata Michael Peskin dari SLAC National Accelerator Laboratory di California.

Selain itu, ketidakstabilan semesta mungkin juga terkait denagn partikel-partikel lain. Para fisikawan sendiri mengakui bahwa hingga saat ini banyak partikel yang belum ditemukan. Jadi, ketidakstabilan ini juga masih sesuatu yang belum pasti.



LIVESCIENCE

Editor :

yunan

Follow On Twitter